Langsung ke konten utama

Shop Floor Management

Buku "New Shop Floor Management" karya Kiyoshi Suzaki merupakan salah satu bacaan penting bagi para praktisi manajemen yang ingin meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional di perusahaan. Dalam buku ini, Suzaki menguraikan berbagai prinsip dan metode untuk mengelola lantai produksi secara optimal. Artikel ini akan mengupas beberapa konsep utama yang dibahas dalam buku ini.

Masaaki Imai, seorang penulis manajemen Jepang, memperkenalkan konsep "genba kaizen" kepada dunia barat. Genba kaizen menekankan pentingnya pergi ke tempat kejadian (genba) ketika masalah muncul, dan memeriksa hal-hal yang relevan (genbutsu) di lokasi tersebut. Dengan kata lain, "melihat langsung masalah di lapangan = percaya". Pendekatan ini mengajarkan bahwa solusi terbaik sering kali ditemukan di tempat di mana masalah itu terjadi, bukan hanya dari analisis data di atas kertas.

Masalah Berada di Lapangan, Bukan di Atas Meja (Kertas)


Suzaki mengadopsi konsep ini dalam "New Shop Floor Management", dengan menekankan bahwa pemecahan masalah yang efektif harus dimulai dari lantai produksi. Dengan memahami dan melihat langsung situasi yang ada, pimpinan dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan relevan.

Kunci Perubahan Berada pada Manajemen Puncak

Suzaki juga menekankan bahwa perubahan yang signifikan dan berkelanjutan dalam organisasi harus dimulai dari manajemen puncak. Dukungan dan komitmen dari level tertinggi organisasi sangat penting untuk memastikan bahwa inisiatif perbaikan diterapkan dengan konsisten dan mendapatkan sumber daya yang diperlukan. Manajemen puncak harus memimpin menunjukkan bahwa mereka menghargai dan memberi contoh (leading by example).



Tiga Pondasi Dasar dalam Shop Floor Management :

Menurut Suzaki, ada tiga pondasi dasar yang harus diperhatikan dalam manajemen lantai produksi, yaitu :

  1. Genba (Real Place / Shop Floor): Tempat di mana proses atau masalah sebenarnya terjadi. Penting bagi seorang pimpinan untuk sering berada di genba untuk memahami situasi yang "sebenarnya".
  2. Genbutsu (Real Thing): Objek atau masalah nyata yang perlu diperhatikan dan diperiksa langsung. Mengamati dan menganalisis genbutsu membantu dalam menemukan akar masalah dan mengembangkan solusi yang tepat.
  3. Genjitsu (Real Fact): Fakta dan data nyata yang dikumpulkan dari lapangan. Keputusan yang didasarkan pada genjitsu lebih akurat dan relevan karena berasal dari pengamatan langsung dan data faktual.

Mengembangkan Pola Pikir Berorientasi Genba

Mengembangkan pola pikir berorientasi genba adalah salah satu kunci memahami masalah yang sebenarnya terjadi. Hal ini melibatkan pemahaman mendalam tentang proses dan masalah yang terjadi di lapangan, serta kemampuan untuk bekerja sama dengan pekerja untuk menemukan dan menerapkan solusi. Pimpinan harus mampu mendorong pekerja untuk berpartisipasi aktif dalam proses perbaikan dan menciptakan lingkungan di mana komunikasi terbuka serta umpan balik konstruktif dihargai.


Membuat Orang Sebelum Membuat Produk

Salah satu prinsip penting yang ditekankan oleh Suzaki adalah "membuat orang sebelum membuat produk". Ini berarti bahwa keberhasilan dalam organisasi tidak hanya tergantung pada teknologi dan peralatan, tetapi juga pada kemampuan dan keterampilan pekerja. Pelatihan dan pengembangan pekerja harus menjadi prioritas untuk memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Dengan memberdayakan pekerja, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan inovatif.



Postingan populer dari blog ini

GENSET EH MINDSET...

Gue gak lagi promosiin genset dagangan orang atau genset gue sendiri yak, gue cuman lagi mau buat kata - kata mutiara biar di kata gue kayak motipator wkwkwkwk. Kata - kata nya begini, Kita hanya bisa menunjukkan tangga sukses kepada seseorang, tetapi hanya ia sendiri yang harus mendaki tangga tersebut. Jangan pernah mencoba mendorong atau menarik orang menaiki tangga sukses yang tidak ingin ia naiki. Ibarat seekor kuda yang sedang haus, kita hanya bisa menuntun kuda itu ke kolam air, tapi kita tidak bisa memaksa kuda itu untuk minum air di kolam tersebut. Lalu, bagaimana kalau ada rekan atau saudara yang punya masalah? apakah kita tidak boleh menolongnya? Kita hanya bisa menolong orang yang bersedia menolong dirinya sendiri. Saat ia belum siap berubah, maka kita tidak bisa membantunya. Beri ia kesempatan untuk menikmati penderitaannya hingga puas. Mungkin ia merasa bahagia dengan penderitaannya.

Sing Penting YAKIN...! (Motipasi)

Hari ini mau menjelang weekend kebetulan ada panggilan jiwa (eee... buset) pastinya gw bukan lagi mau ritual babi ngepet dan sebagainya wkwkwkwk.... tapi kebetulan ada waktu mau posting konten terkait judul di atas 😂 Tulisan ini berasal dari postingan rekan linkedin Pak Aukaria Rahman, mohon ijin share di blog saya yah Pak dan ada beberapa modifikasi 😁 Sebut saja namanya dia Ujang. Ujang ceritanya lagi belajar mau jadi pemancing handal dan kebetulan dia hendak mau memancing (bukan mancing keributan yak wkwkwk...). Dia telah membawa joran dan umpan untuk memancing. Targetnya adalah ikan lele bukan janda sebelah rumah. Ujang membeli umpan roti kering. Pergilah Ujang ke parit terdekat. Dia tidak mau jauh-jauh, agar tidak keluar ongkos karena gajian masih lama. Sejak pagi Ujang sudah memasang joran pancingnya pada parit tersebut dengan harapan mendapatkan janda eh ikan lele. Hingga petang, ikan lele tak juga didapatkan. Hingga rekan Ujang sebut aja Badrun datang menghampiri. "Ujang