Langsung ke konten utama

Postingan

Kebenaran VS Kebaikan: Apa itu Bijaksana?

  Oke, gaes. Pernah nggak sih kalian mikir, kenapa hidup ini sering banget penuh dengan dilema? Kayak, “Ini bener nggak ya kalau gue lakuin?” atau “Apa gue jahat kalau nggak nolongin dia?” Nah, itulah! Kadang, kita ngecap sesuatu itu benar atau salah berdasarkan logika. Tapi di saat yang sama, kita juga menilai sesuatu itu baik atau jahat berdasarkan hati atau perasaan. Dua komponen ini tuh ibarat otak dan jantung yang selalu debat abadi. Kayak dua sahabat yang nggak pernah setuju tapi nggak bisa hidup tanpa satu sama lain. Ribet? Iya banget. Logika: Si Raja Kalkulator Mari kita bahas soal kebenaran dan kesalahan dulu. Ini wilayah si otak alias logika. Otak kita tuh kayak kalkulator berjalan. Semua diatur pake rumus dan prinsip-prinsip yang jelas. Misalnya, kamu punya tugas kerjaan, deadline-nya besok, tapi kamu baru ngerjain setengah. Logikanya, yang harus kamu lakukan adalah duduk, fokus, dan selesaikan tugas itu sebelum deadline. Simpel banget, kan? Nggak ada tempat buat drama di si
Postingan terbaru

Komentar Gue Tentang Kutipan Jack Ma: “Ketika kamu miskin, belum sukses, semua kata-kata bijakmu terdengar seperti kentut. Tapi ketika kamu kaya dan sukses, kentutmu terdengar sangat bijak dan menginspirasi.”

Elo pernah denger kutipan dari Jack Ma yang bilang, “Ketika kamu miskin, belum sukses, semua kata-kata bijakmu terdengar seperti kentut. Tapi ketika kamu kaya dan sukses, kentutmu terdengar sangat bijak dan menginspirasi”? Well, kalau elo baru pertama kali denger, gue yakin elo lagi ketawa sambil mikir, "Kok relatable banget ya?". Jack Ma itu emang orangnya nggak basa-basi, blak-blakan, dan straight to the point . Maksudnya jelas banget, dunia ini seringnya menilai kita bukan dari apa yang kita katakan, tapi dari apa yang kita punya. Pas elo belum sukses, apapun yang keluar dari mulut elo tuh kayak kentut di tempat umum nggak ada yang peduli, malah bisa bikin orang ilfeel. Tapi kalau elo udah jadi orang kaya, terkenal, tiba-tiba semua yang elo katakan jadi inspirasi. Kentut elo pun berubah jadi golden words . Gokil kan wkwkwk? Realita Pahit, Bro! Ya, hidup emang gitu. Dunia itu kejam, bro. Elo bisa punya nasihat paling brilian, elo bisa punya ide yang keren abis, tapi kalau d

Kelamaan Kerja atau Berpengalaman Kerja?

  Kita semua pasti pernah dengar kan istilah, "Sudah berapa lama kerja di sini?" atau yang lebih menohok, "Lama kerja, tapi kok... ya gitu-gitu aja?" Yup, dilema antara kelamaan kerja versus berpengalaman kerja ini memang kadang jadi bahan ngobrol yang seru atau bikin kita merenung di tengah perjalanan pulang sambil mikir, "Eh, gue masuk yang mana ya?" Oke, kita bedah dulu. 1. Kelamaan Kerja: Seberapa Lama Itu Lama? Kalau bicara soal kelamaan kerja, ini ibarat hubungan yang udah jalan 10 tahun tapi belum juga nikah. Lama iya, maju enggak (jangan ada yang baper yak wkwkwk). Bekerja bertahun-tahun di posisi yang sama bisa bikin elo terasa stuck. Mungkin elo udah hafal semua pola atasan, udah tahu seluk-beluk pantry kantor (mulai dari siapa yang paling sering habisin kopi sampai jadwal bocor dispenser wkwkwk). Tapi, apakah lama bekerja itu otomatis bikin elo tambah pintar dan berpengalaman? Nah, itu dia pertanyaannya. Kelamaan kerja tanpa disertai perkembanga

Tanda Kalau Nalar Masih Lemah dan Cara Upgrade-nya...

Kali ini gue mau bikin konten yang rada berat dan serius dikit ah biar dikira filsuf wkwkwkwk... Nalar yang tajam itu kayak senjata super di zaman serba cepat ini. Kalau nggak punya, siap-siap aja jadi korban hoax atau percaya sama teori-teori aneh di internet. Nih, tanda-tanda kalau nalar elo mungkin butuh di-upgrade (sambil ngasih tips biar nggak gampang kena jebakan betmen). 1.  Nerima Semua Info Tanpa Tanya Dulu Pernah gak elo kalau scroll suka baca status-status aneh kayak, “ketik amiin masuk surga... Klik share ibu masuk surga...” dan elo langsung percaya? Hmm, kalau iya, fix nih nalar elo bermasalah gaes wkwkwkwk... Orang yang nalar sehat pasti mikir. Skeptis itu bagus, gaes! Seperti kata Socrates, “Orang yang bijak itu yang tahu kalau dia nggak tahu apa-apa.” Jadi, jangan jadi manusia autopilot yang nerima info tanpa bertanya dulu! Tips: Sebelum percaya info, tanyain, "Bener gak sih?" dan kalau perlu, cari faktanya dulu. Jangan cuma modal forward WA grup aja wkwkwkwk.

GENSET EH MINDSET...

Gue gak lagi promosiin genset dagangan orang atau genset gue sendiri yak, gue cuman lagi mau buat kata - kata mutiara biar di kata gue kayak motipator wkwkwkwk. Kata - kata nya begini, Kita hanya bisa menunjukkan tangga sukses kepada seseorang, tetapi hanya ia sendiri yang harus mendaki tangga tersebut. Jangan pernah mencoba mendorong atau menarik orang menaiki tangga sukses yang tidak ingin ia naiki. Ibarat seekor kuda yang sedang haus, kita hanya bisa menuntun kuda itu ke kolam air, tapi kita tidak bisa memaksa kuda itu untuk minum air di kolam tersebut. Lalu, bagaimana kalau ada rekan atau saudara yang punya masalah? apakah kita tidak boleh menolongnya? Kita hanya bisa menolong orang yang bersedia menolong dirinya sendiri. Saat ia belum siap berubah, maka kita tidak bisa membantunya. Beri ia kesempatan untuk menikmati penderitaannya hingga puas. Mungkin ia merasa bahagia dengan penderitaannya.

Sing Penting YAKIN...! (Motipasi)

Hari ini mau menjelang weekend kebetulan ada panggilan jiwa (eee... buset) pastinya gw bukan lagi mau ritual babi ngepet dan sebagainya wkwkwkwk.... tapi kebetulan ada waktu mau posting konten terkait judul di atas 😂 Tulisan ini berasal dari postingan rekan linkedin Pak Aukaria Rahman, mohon ijin share di blog saya yah Pak dan ada beberapa modifikasi 😁 Sebut saja namanya dia Ujang. Ujang ceritanya lagi belajar mau jadi pemancing handal dan kebetulan dia hendak mau memancing (bukan mancing keributan yak wkwkwk...). Dia telah membawa joran dan umpan untuk memancing. Targetnya adalah ikan lele bukan janda sebelah rumah. Ujang membeli umpan roti kering. Pergilah Ujang ke parit terdekat. Dia tidak mau jauh-jauh, agar tidak keluar ongkos karena gajian masih lama. Sejak pagi Ujang sudah memasang joran pancingnya pada parit tersebut dengan harapan mendapatkan janda eh ikan lele. Hingga petang, ikan lele tak juga didapatkan. Hingga rekan Ujang sebut aja Badrun datang menghampiri. "Ujang

Problem Solving 101 - Ken Watanabe

Beberapa hari ini saya sedang tertarik membaca sebuah buku best seller di Jepang yang lumayan menarik berjudul problem solving 101 penulisnya Ken Watanabe. Ken Watanabe telah berkarir di prusahaan konsultan kelas dunia Mckinsey & Company dan selama 6 tahun. Ia telah menangani beberapa perusahaan besar diseluruh dunia untuk membantu memecahkan tantangan bisnis mereka dengan menggunakan perangkat pemecahan masalah yang tidak berbelit - belit namun ampuh. Ken Watanabe telah mengenyam pendidikan  di Yale dan Harvard Business School dan Ia pun merupakan pendiri dan CEO Delta Studio, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pendidikan , hiburan, dan media. Berawal sebagai buku untuk pelajar sekolah menengah, secara mengejutkan, Problem Solving 101 menjadi buku bisnis terlaris tahun 2007 di Jepang dan kemudian menyebar ke komunitas bisnis dan audiens umum yang lebih luas. Ternyata para pembaca dewasa di Jepang, mulai dari orang tua, guru, hingga CEO perusahaan besar, sangat membutuhkan se